Selasa, 24 November 2015

Sahabat Anas bin Malik r.a. meriwayatkan.

Suatu hari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam pergi ke luar untuk melaksanakan shalat 'Idul Fitri. Kemudian beliauShalallahu 'Alaihi Wasallam menyaksikan anak-anak yang tengah bermain bersuka cita menyambut hari raya. Di antara anak-anak yang sedang bermain, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam mendapati seorang anak tengah bersedih duduk sendiri sambil menundukkan kepalanya. Pakaian yang dikenakannnya sangat tidak layak untuk dipakai anak-anak seusianya yang di hari itu pasti menginginkan pakaian yang bagus dan tentunya juga baru.Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam pun menghampiri anak itu dan dengan lembut membelai rambutnya yang kusam. Lalu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bertanya, “Wahai Anakku, apa gerangan yang membuatmu bersedih di saat orang-orang lain sedang bersuka cita?”Dengan berlinang air mata anak kecil itu menjawab, “Ya Rajul (wahai lelaki), ayahku telah mati syahid di medan pertempuran bersama Rasulullah. Ibuku telah menikah lagi. Ayah tiriku merampas harta peninggalan ayahku, kemudian ia mengusirku. Sehingga kini aku tak punya apa-apa lagi, baik makanan, minuman, pakaian, apalagi tempat tinggal.”Anak itu masih menunduk dan menangis, tidak menyadari bahwa yang ada di hadapannya adalah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.“Hari ini kusaksikan teman-temanku bersuka cita karena mereka memiliki ayah…. Sedangkan aku…?” lanjutnya dengan penuh kesedihan.Demi mendengar penuturannya, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam serta-merta mendekap anak itu seraya berkata, “Wahai anakku, maukah engkau jika aku jadi ayahmu, Aisyah jadi ibumu, Fatimah jadi kakakmu, Ali jadi pamanmu, serta Hasan dan Husain menjadi saudara-saudaramu?”Anak itu terkejut lalu menengadahkan kepalanya. Barulah ia tahu bahwa lelaki yang mendekapnya ternyata adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.“Tidak ada alasan bagiku untuk tidak mau wahai Rasulullah,” jawab anak itu dengan penuh kegirangan.Selanjutnya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengajak anak itu ke kediamannya, kemudian meminta kepada Aisyah untuk memandikannya, memberinya pakaian yang bagus serta aneka makanan yang lezat.Anak kecil yang tadi berpakain lusuh dan berwajah kusam itu kini terlihat bersih dan ceria, rambutnya tersisir rapi dan mengenakan pakaian yang bagus pula. Ia lalu pergi ke luar dengan riang gembira. Teman-temanya yang sedang bermain terkejut dan menjadi heran dengan penampilannya yang telah berubah.“Tadi kau bersedih, kenapa sekarang kau tampak gembira?” Tanya salah seorang dari mereka.“Tadi aku lapar, tapi sekarang perutku telah kenyang. Kalian lihat tadi aku berpakaian jelek, tapi sekarang telah kukenakan pakaian yang bagus. Kalian tahu kalau aku tidak mempunyai ayah, tapi kini Rasulullah telah menjadi ayahku, Aisyah menjadi ibuku, Fatimah menjadi kakakku, Ali jadi pamanku, sedangkan Hasan dan Husain menjadi saudara-saudaraku…” matanya berkaca-kaca. “Dengan semua itu, tidakkah aku pantas bergembira di hari raya ini?“ serunya dengan rona muka penuh bahagia.